PANGKEP - Pensiun sering kali dipandang sebagai akhir dari perjalanan karier seseorang. Namun, bagi Ir. Muhammad Rustam, pensiun justru menjadi awal baru untuk mengejar mimpi yang tertunda. Setelah mengabdi selama 25 tahun di PT. Semen Tonasa, ia membuktikan bahwa masa pensiun dapat diisi dengan produktivitas, inovasi, dan kontribusi kepada masyarakat.
Bapak Rustam, yang resmi pensiun pada 1 Oktober 2023, kini mengelola peternakan ayam petelur di Desa Batara, Kabupaten Pangkep. Peternakan ini memiliki kapasitas 9.000 ekor ayam dan menghasilkan hingga 300 rak telur setiap hari. Berawal dari usaha ayam potong pada 2015, ia memutuskan untuk beralih ke ayam petelur karena margin keuntungan yang lebih menjanjikan. Kini, usahanya telah berkembang pesat dengan total investasi mencapai Rp3 miliar.
Dalam perjalanannya, keberhasilan ini tidak diraih secara instan. Sejak 10 tahun sebelum pensiun, Bapak Rustam dan istrinya, Fatmawati, SE, sudah memulai bisnis kecil-kecilan melalui CV. Rayhana yang bergerak di bidang konstruksi. Pada 2019, mereka membeli tanah 1, 5 hektare untuk memulai usaha peternakan ayam petelur, dengan modal awal sebesar Rp300 juta. Dengan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) yang dikombinasikan dengan pengalaman di bidang konstruksi, desain kandang mereka dirancang secara efisien.
Selain keuletan, kolaborasi keluarga menjadi kunci sukses usaha ini. Ibu Fatmawati, yang sebelumnya berkarier sebagai dosen, memutuskan untuk mendampingi suaminya sepenuhnya dalam mengelola bisnis ini. Meski tanpa kehadiran di media sosial, Ibu Fatmawati membuktikan bahwa fokus dan dedikasi adalah aset penting dalam membangun bisnis keluarga.
Keberhasilan peternakan ini juga berkat pendekatan pengelolaan yang terintegrasi. Bapak Rustam menerapkan manajemen operasional, risiko, hingga tanggung jawab sosial dengan baik. Ia mempekerjakan warga lokal, memberikan sedekah kepada masyarakat sekitar, dan memastikan karyawan mendapat penghasilan layak serta fasilitas makan. "Sukses bukanlah hal instan. Kita harus belajar, bersyukur, dan konsisten, " ujarnya.
Meski menghadapi berbagai tantangan seperti masalah tenaga kerja dan distribusi, Bapak Rustam mampu mengatasinya dengan inovasi dan solusi berbasis pengalaman. Salah satunya adalah pemasangan CCTV untuk meningkatkan keamanan dan inovasi alat pencampuran pakan ayam yang lebih efisien. Dedikasi ini telah membawa hasil berupa keuntungan bersih Rp20-40 juta per bulan.
Bagi Bapak Rustam, pensiun bukanlah waktu untuk beristirahat sepenuhnya, melainkan momen untuk memberikan kontribusi nyata bagi keluarga dan masyarakat. Dengan pemasaran telur yang menjangkau Sulawesi hingga Papua, usahanya tidak hanya menghidupi keluarganya tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Kisah Bapak Rustam adalah bukti nyata bahwa masa pensiun bisa menjadi awal petualangan baru. Pesan inspiratifnya, “Kejarlah mimpimu yang tertunda dan jangan lupa bersyukur kepada Allah, ” patut menjadi motivasi bagi siapa saja yang ingin menjalani kehidupan yang penuh berkah dan produktivitas.
Penulis : Andi Hariady